Kamis, 04 April 2013

DWI ERY SANTOSO BACA PUISI TEGALAN DI "KAMPOENG SENI" TEGAL



klik video Puisi Dwi ery santoso
 Sang maestro penyair Tegalan Dwi Ery Santoso membacakan salah satu puisi Tegalan karyanya berjudul "Kloyang Kloyong" pada malam Launching Kampoeng Seni PAI (Pantai Alam Indah)" Kota Tegal, Jumat, 01 April 2011. Diselenggarakan oleh Komunitas Kampoeng Seni PAI didukung penuh Dewan Kesenian Kota Tegal (DKT). Selain acara tsb dimeriahkan oleh Tong-tong Prek Kombinasi, Baca Puisi Tegalan, Monolog, musik Rebana, dan hiburan Band. Hadir pada acara tsb Walikota dan Wakil Walikota Tegal, H. Ikmal Jaya dan Habib Ali, Ketua DPRD Edi Soripto, beberapa anggota dewan setempat, para pejabat dan seniman Kota/Kabupaten Tegal. (Dok: Lanang Setiawan)

Komunitas Bebrayan Tegal sabet Penghargaan


Kemenangan komunitas bebrayan tegal dalam festival monolog bahasa jawa tingkat nasional 2013 di UNNES, 
sejumlah 21 peserta festival saling beradu kreatifitas untuk merebutkan penghargaan 
pada tanggal 23-24 Maret 2013 di Fakultas Bahasa dan Seni, UNNES.Acara tersebut merupakan rangkaian 
acara dies natalies ke-48 UNNES,perwakilan dari Tegal yaitu  komunitas Bebrayan Tegal 
pimpinan Moh. Yasykur Arif  menyabet  penghargaan sebagai penyaji terbaik 2,Aktor terbaik dan nominasi artistik terbaik. 
Ini merupakan bentuk kreatifitas penggiat seni tegalyang membuktikan bahwa bahsa tegal
 merupakan bahasa yang bisa dicerna dan diterima di wilayah jawa tengah khususnya,
 lakon yang dibawakan oleh komunitas bebrayan dalam festival monolog bahasa jawa tingkat nasional 2013 
di UNNES adalah lakon yang berjudul “HonoRer” karya/sutradara: Seful Mu’min dimana menceritakan tentang kisah guru honorer
 bernama Nawir yang memiliki konflik batin dengan istrinya, yang menyababkan ibu dari Nawir meninggal dunia,
 gejolak dan kegelisahan atas peristiwa tersebut membuat Nawir ingin melenyapkan istrinya,
 meninggalnya ibu dari Nawir dikarenakan serangan jantung mendengar hutang yang dibebankan pada orangtua Nawir,
 perempuan itu bernama Ningsih. Namun niat untuk membunuh ningsih ujar dilakukan karena Nawir merasa bersalah
 bilamana membunuh istrinya merupakan perbuatan yang akan mencoreng dirinya sebagai guru serta yang ditakuti nawir adalah muridnya
 akan meniru bentuk perilaku gurunya. Akhirnya nawir tersadar dan menangis tersedu mengingat orangtuanya, 
namun ia beranjak menuju sekolah untuk mengajar,nawirpun bertekad untuk mengabdi sebagai guru walaupun statusnya guru honorer.
 Ia percaya suatu saat nanti nasib akan berpihak pada dirinya.
Yang diikuti 21 Kelompok kesenian dari berbagai daerah berlomba-lomba menampilkan garapan terbaiknya.

GAGRAK MARITIM





 GAGRAK MARITIM
Latihan Gagrak Maritim
Sebuah kumpulan Anggota Angkatan Laut yang digawangi DANLANAL kota Tegal membumi dengan mengkolaborasikan music ala tegalan dan tarian tradisionil, yang dikemas dalam sebuah bentuk pagelaran yang menarik. Gagrak Maritim meliputi bentuk tarian gerak rampak yang diiringani musik tegalan. Koreografer tari Gagrak Maritim dalam garapan yang mayoritas anggota Angktan Laut Kota Tegal adalah Wahyu Ranggati dan Nurngudiono sebagai penggarap music. Hal tersebut patut di apresiasi oleh masyarakat dan khalayak umum bahwa Angkatan Laut pun bisa berpartisipasi membangun seni budaya.

NUTUP TAUN 2012 MBUKA TAUN 2013



NUTUP TAUN MBUKA TAUN
 ( Baca puisi 24 jam non stop dan musik tegalan)

Nampaknya semangat muda terus menggelora dalam hati para seniman kota tegal dan daerah sekitar, berbondong bondong kumpul di Kampung Seni PAI Tegal. Keberadaan acara nutup taun mbuka taun nampaknya mampu menghipnotis para seniman untukberpartisipasi dalam acara tangggal 31 Desember 2013. Kegitan yang dimulai dari pukul 09.00 – 09.00 WIB mampu memiliki daya tarik bagi masyarakat sekitar.
Bukan hanya pembacaan puisi saja selama 24 jam non stop, namun music tegalan yang diiramakan oleh seniman music tegalan sungguh memukau dan memberikan warna yang lain dari sekedar pembacaan puisi.
Kegiatan ini diharapkan memiki nilai-nilai kearifan dalam berkesenian, menutup tahun yang sudah berlalu dan membuka lembaran baru khususnya dalam bidang kesenian. (SM)
 

PENANAMAN MANGROVE DAN FESTIVAL BAND


Kepekaan terhadap alam sekitar adalah bentuk nyata yang dilakukan oleh Kampung Seni Tegal, bertakjub penanaman mangrove
 ( bakau ) merupakan kesadaran memelihara alam. Acara yang digelar pada tanggal 23 Desember 2012 melibatkan para pemuda pemudi pecinta vespa Kota Tegal, semangat muda menggelora tergambarkan disetiap acara, baik penanaman maupun festival band. Hal tersebut secara tidak sadar adalah bentuk nyata dari kepedulian seniman. Acara bertujuan agar diwaktu yang akan datang tanaman mangrove (  bakau ) mampu menjadi habitat ikan-ikan dan sebagai pencegahan abrasi. Tidak luput pejuang sejati pencinta lingkungan Riyanto sebagai kapten acara tersebut.

NGOBROL BARENG MOZES MISDY



Dari pameran tunggal dan pembangunan galery


Suasana nampak hangat dan akrab, disela gurauan khas banyuwanginan dan obrolan luigas khas tegalan, Pelukis Nasional Mozes Misdy, menuturkan niat dan tekadnya untuk mengadakan pameran tunggal lukisan karya karyanya, yang hasil dari lukisan tersebut akan disumbangkan dan didesikan untuk kemajuan dan perkembangan seni budaya kota tegal, khususnya di bidang seni lukis, dalam bentuk pembangunan Galery lukis dan sanggar seni, yang lokasinya di obyek wisata pantai Alam Indah Kota Tegal.

Ngobrol bareng Mozes, dilaksanakan sabtu , jam 20.00 di kampung seni pai kota tegal. Kegiatan tersebut disamping untuk mengenal lebih lanjut tentang mozes misdy, juga mempertemukan para pengambil kebijakkan di kota tegal. Nampak hadir walikota tegal H Ikmal jaya SE Ak, ketua DPRD kota tegal H. Edi Suripno SH, ka, humas, Drs Atmo Tan Sidik,  penyair dwi ery santoso, widodo, dan lainnya. Acara ngobrol bareng dari hati ke hati, dipandu oleh nurngudiono.

" saya memilih kota tegal, sebagai tempat untuk pameran tunggal yang hasilnya akan saya sumbangkan untuk membangun GALERY LUKIS&SANGGAR SENI, karena saya sangat mencintai seni budayanya, saya menyukai cara pergaulannya, bahasanya yang unik, dan utamanya sikap ramah tamah dan apa adanya yang dimiliki teman teman tegal, gak ono tandingane rek " demikian mozes dalam logat jawa timurannya yang kental.

Mozes misdy ( 75 th ), sang maestro pelukis palet ( melukis tanpa kuas ) asal banyuwangi diusia senjanya, punya keinginan seperti buah pisang, yang tidak akan mati sebelum berbuah, dan buahnya dinikmati oleh orang lain. Pelukis yang sudah mendunia, dan puluhan kali berpameran tunggal, diluar negeri dan di dalam negeri, ibarat pohon pisang yang bauhnya akan diberikan dan dinikmati oleh masyarakat seni kota tegal.

 " saya sangat mendukung gagasan dan ide pak mozes untuk membangun galery di pai, saya hormat pada beliau, semoga dalam pameran nanti, para pengusaha, pejabat, dan tokoh masyarakat kota tegal dan daerah sekitarnya, beramai ramai membeli lukisan pak mozes, membeli sekaligus shodaqoh " demikian harapan walikota tegal disela sela dialog yang gayeng nyamleng di kampung seni pai, yang diamini oleh ketua dprd kota tegal H Edi Suripno SH, dan hadirin lainnya.

Rencananya pameran lukisan tunggal karya mozes misdy, akan berlangsung 28 april s.d 02 mei 2013. Di gedung adipura kota tegal. Acara pembukaannya mengambil tempat di pendhopo ki gedhe sebayu dilanjutkan gelar lukisan di gedung adipura. , diharapkan dari pameran tersebut, akan dihasilkan transaksi penjualan yang memadai, untuk segera disumbangkan dalam rangka mewujudkan GALERY LUKIS & SANGGAR SENI KOTA TEGAL. Pembangunan galery akan diumulai 20 mei 2013, dipaskan dengan hari kebangkitan nasional.

RADIKALIEME PESISIRAN DALAM TINJAUAN SEJARAH



Perputaran waktu, menorehkan kejadian umat manusia di dunia ini, perputaran waktu pula yang menorehkan sejarah. Tak dipungkiri sejarah merupakan kaca pengilon kita dalam memahami dan menatap masa depan. Banyak sejarah diungkapkan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, mitos dan juga legenda. Setiap daerah mempunyai lokal jenius sejarahnya masing masing. Dan sejarah lokal, bisa menasional jika diungkapkan secara benar dan efek dari sejarah itu sendiri.
Dalam acara diskusi sosial budaya, yang mengambil thema RADIKALISME PESISIRAN DALAM TINJAUAN SEJARAH, yang diselenggarakan oleh KAMPUNG SENI PAI KOTA TEGAL, Jumat 22 februari 2013, dengan menghadirkan pembicara WIJANARTO dan JJ RIZAL. Seperti diketahui Wijanarto adalah pakar sejarah tegal, yang namanya mulai diperhitungkan di tingkat nasional sejak ia menekuni dan menguak misteri sejarah di seputar tegal, brebes, pemalang dan slawi. Sedang JJ Rizal, adalah sejarawan nasional, yang juga direktur penerbitan komunitas Bambu jakarta., JJ Rizal dikenal karena ketekunan dan kekayaan nara sumbernya dalam mengungkapkan sejarah, ia juga menjadi rujukan penanganan banjir di ibukota dalam tinjauan sejarah. Daya ungkapnya yang lugas, dan penyampaian materi diskusinya dengan menggunakan bahasa yang lancar mengalir, menjadikan ia dikenal pula sebagai orator sejarah yang handal di Indonesia.
Hadir dalam acara diskusi tersebut sejumlah penggiat seni Kota Tegal seperti Yono Daryono, Nurngudiono, Lutfi Abbas Nacharawi, hartono CH Surya, Rudi Iteng, Bontot sukandar, HM Enthieh Mudakir, Seful Mumin, Widodo, Mbah Tohir ( monologer dari surabaya ) puluhan aktifis kampus, teaterawan, dan tokoh masyarakat dari daerah brebes, tegal, dan slawi.
" banyak sejarah yang sering kita baca , adalah sejarah yang ditulis dan diungkapkan lewat banyak buku sejarah, adalah sejarah yang sudah direkayasa sesui dengan keinginan dan kepentingan penguasa, aroma politik sangat kental dalam pengungkapan sejarah di Indonesia " demikian JJ Rizal mengungkapkan disela diskusi yang gayeng.
Wijanarto mengungkapkan tentang peran penting tokoh sejarah yang namanya nyaris tak terdengar di level nasional, namun mempunyai pengaruh luar biasa dalam peta sejarah nasional, seperti kisah pemberontakan tiga daerah, dengan tokohnya yang bernama Kutil ( sakyani ) abu suja, dan tokoh Muklas yang merupakan cikal bakal pergerakan radikalisme pesisiran di daerah tegal dan sekitarnya. " gerakan radikalisme, dan perlawanan, di tegal, tidak mutlak bermula dari gerakan buruh pelabuhan, namun bisa juga terjadi didaerah selatan tegal seperti di bumi jawa dan daerah sekiranya " ungkap wijanarto dalam materi diskusinya.
Sementara peserta diskusi yang mengemukakan pertanyaan dan pendapat seputar masalah sejarah lokal, adalah Yono Daryono ( seputar masalah tokoh Kardinah dan keruwetan pembangunan waduk cacaban yang sampai saat ini masih meninggalkan warisan sejarah yang buram ), Lutfi Abbas Nachrawi ( tentang peran tokoh Kyai Haji Nachrawi), Nurngudiono ( tentang silang sengkarut masalah sejarah Ki Gedhe Sebayu ).
Rencananya kampung Seni PAI, akan mengagendakan secara rutin acara diskusi dengan thema sosial , mengambil hari Jumat di minggu keempat setiap bulannya.


SASTRAWAN 15 KOTA HADIRI ACARA APRESIASI MUSIK PUISI & DISKUSI SASTRA KAMPUNG SENI PAI KOTA TEGAL





KAMPUNG SENI PAI

 MENGENANG PIEK ARIJANTO SOEPRIJADI

  Dua belas tahun berselang, tokoh sastra Kota Tegal, berpulang keharibaanNya. Ia telah meretas jejak panjang perjalanan dunia kepenyairan di Kota Tegal, bahkan banyak penyair penyair terkenal di negri ini, seperti Handrawan Nadesul, Kurniawan Junaedy, Dharmadi, Kurnia Efendi, Sides S, Endang Werdiningsih, dll, pernah mengangsu ilmu dan berguru padanya. Ya itulah sosok Piek Ardijanto Soeprijadi, penyair angkatan 66 yang karya dan polah gerak kepenyairannya mengangkat nama Kota Tegal, sebagai kota sastra yang diperhitungkan di Indonesia.

Untuk mengenang dan menghormati jasa Piek AS, Kampung Seni PAI Kota Tegal, pada Sabtu, 09 Maret 2013, mulai jam 19.30 bertempat di Sanggar Kampung Seni PAI Kota Tegal, mengadakan kegiatan apresiasi musik, tari dan puisi yang menampilkan karya karya puisi dan gubahan lagu Piek AS. Mereka yang tampil adalah, Dwi Ery Santoso, HM Enthieh Mudakir, Bontot Sukandar, Nurngudiono, Ida Fitri, Sasmytha Wulandari, Seful Mu'min, Teater Akar, Penata Tari Wahyu Ranggati, Grup Musik Akustik Rastapaitteh, dan gending slengekan KMSWT.

Disamping pagelaran yang mengangkat karya karya Piek AS, kegiatan tersebut juga diisi dengan diskusi sastra dengan thema " POLEMIK SEPUTAR PUISI INDONESIA MUTAKHIR " dengan pembicara Ari Mp Tamba ( jakarta ), Slamet Riyadhi ( Jogja ), Fakhrunas MA Jabbar ( Pakan Baru ) dan moderator Wijanarto ( Tegal )

" kegiatan ini kami persembahkan untuk mendiang Piek AS, ya, karena jasa dan semangat beliau, mebuat jagat kepenyairan Kota Tegal terus bergerak maju " ujar Nurngudiono ketua penyelenggara disela kesibukkan berlatih.
 

Dinginnya udara dan tanah basah akibat guyuran hujan, tak menyurutkan langkah sastrawan dan seniman dari 15 kota untuk hadir di acara APRESIASI MUSIK PUISI DAN DISKUSI SASTRA " MENGENANG PIEK ARIDIJANTO SOEPRIYADI " yang diadakan oleh Kampung Seni PAI Kota Tegal. Pada Sabtu, 09 Maret 2013, jam 19.30 wib. Tercatat ratusan pengunung tumplek blek mengisi ruang terbuka aula Kampung seni PAI kota tegal.
Nama nama besar penyair berskala nasional hadir pada perhelatan tersebut, tercatat ada Adri Darmaji Woko, Dharmadi, Kurniawan Junaedi, slamet riyadi, fakhrunas jabbar, acep syahril, hadi lempe, gufron hasyim, susi ayu, sasmytha wulandari dan sebagainya. Tercatat ada 15 penyair dari 15 kota hadir pada malam itu. Pakan baru, jambi, padang, surabaya, jogjakarta,bandung, indramayu, semarang, jakarta, jember dll. Yang tak kalah pentingnya hadir pula Ibu Itiningsih Piek Ardijanto Soepriyadi, beserta anak dan keluarga Piek AS. Dari tegal hadir ketua dewan kesenian kota tegal Nurhidayat Poso, penyair HM Enthieh Mudakir, Bontot Sukandar, komunitas sastra Kata Hati, grup reagge rastapaitteh, nurngudiono kmswt, zaenal abidin mk, lanang setiawan, slamet bramanti, moh azizi, teater Akar, Seful Mu'min dkk, jayeng jaladara, bambang suwidagdo, edy waluyo, dan ratusan pengunjung dari berbagai cabang kesenian. Nampak hadir pula kadisporabudpar Kota Tegal Ir HM Wahyudi, kabid Kebudayaan Budi Saptaji SIp.

PENGAJIAN BUDAYA JUMAT KLIWONAN KAMPUNG SENI PAI KOTA TEGAL



SEDEKAH MASA MLARATA

Kembali Kampung Seni PAI Kota Tegal, menggelar acara rutin Pengajian Budaya Jumat Kliwonan, acara yang digagas oleh seniman, dengan tujuan menyeimbangkan rasa batin dan olah krida manusia, khususnya para seniman. Acara tersebut digelar, kamis 14 februari 2013, jam 20.00 di KSPAI, dengan pembicara Ustad Zen Mehbob.

" bahwa setiap manusia hendaknya menanamkan jiwa kedermawanan dalam dirinya, dalam bahasa tegalan sedekah masa mlarata, bahwa Allah SWT telah menjamin bahwa manusia yang mendawamkan sedekah, tidak akan jatuh miskin karena jiwa kedermawanannya " demikian sepenggal uraian pengajian yang disampaikan Ustad Zen Mehbob.

Acara pengajian rutin tersebut, diawali dengan pembacaan puisi karya WS Rendra, oleh Gus Lutfi Abas Nachrawi, dan juga diisi pembacaan puisi oleh HM Enthieh Mudakir. Pembacaan puisi tersebut menambah suasana pengajian menjadi semakin khusyu dan suntuk. Tak terasa bulir bulir bening air mata mengalir dipipi beberapa hadirin yang hadir pada malam pengajian tersebut.

" saya suka isi tauziyah yang disampaikan ustad Zen, sederhada, ringkas dan padat, sangat mengena, namun alangkah bagusnya dalam moment pengajian ini, juga ada dialog interaktif antara penceramah dan hadirin, semacam pengajian juga kajian " demikian ungkap AKP Karyono, Dan Airud yang ikut hadir malam itu.

Acara yang dihadiri puluhan jemaat, yang memenuhi ruang utama kampung Seni PAI, ditutup dengan doa keselamatan oleh Ustad Iman, seorang santri lulusan ponpes Gontor.